RSS

Senin, 02 November 2009

Menyesal itu tidak ada gunanya

“Andai saja penyesalan itu datang lebih awal”


Sinna tidak pernah menyangka kalau dia akan kehilangan sahabat sekaligus orang yang dia cintai. Arya adalah sahabat yang paling paling setia berada disamping Sinna. Mereka berdua bertemu pada saat mereka sama–sama merasakan kesepian, disaat remaja seumuran mereka merasakan indahnya cinta mereka malah tidak bertemu orang yang bisa mereka cintai. Karna itu mereka memutuskan untuk bisa mencintai sahabat mereka.

Mereka bersahabat sangat erat bahkan seperti saudara. Sinna menganggap Arya sebagai saudara laki–lakinya, kenapa? Karna Sinna tidak mempunyai saudara laki–laki, sedangkan Arya menganggap Sinna sebagai adik perempuannya, yaitu seorang wanita yang harus ia jaga dan ia lindungi. Persahabatan mereka terkenal, satu kampuz mengetahui kekompakkan mereka bahkan dalam bidang akademis pun mereka selalu terlihat kompak. Mereka sangat bahagia akan hari–hari yang mereka jalani bersama.

Hingga suatu hari Arya bertemu seorang gadis cantik yang membuat matanya tidak bisa terpejam melihatnya. Ia adalah Cynthia gadis cantik, pandai, menarik dan meerupakan incaran para pria di kampuz. Kali ini Arya benar–benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
Itu katanya.
“ar tau ga? Tadi gw ketemu dosen IMK dia bilang nilai ujian kita yang paling bagus di kelas. Gila ya… kita kok bisa ya selalu dapet yang paling bagus, padahal kan kita ga pernah kerjasama waktu ujian. Ia ga ar?” Sinna menoleh ke arah Arya dan menyadari kalau Arya sedang tidak konsentrasi “ar.. arya.. ARYA….” sambil memukul bahu Arya, Sinna mencoba membangunkan Arya dari lamunannya “agm.. am… hm… iiiaa sin.. kenapa? Lo ngomong apa tadi?” Arya yang baru terbangun dari lamunannya.
“lo tuh kenapa sih..? lo ngelamun?” Tanya Sinna,
“sorry sin gw ga denger…” bukan jawaban yang ingin di dengar oleh Sinna.
“jelas lah lo ga denger lo lagi ngelamun… lo lagi mikir apa sih??” Sinna bertanya lagi “hm… Sin… gw… gw…”,”ia elo.. lo knp?” Balas Sinna.
“hm.. gw jatuh cinta..” Arya dengan malunya.
“haah…. Hahahahahahahahahaha…..” Sinna tertawa
“sama siapa? Lo bilang jatuh cinta aja kayak bilang mau ninggalin gw aja” lanjut Sinna.

Secara tidak sadar sinna telah mengucapkan kata–kata yang suatu hari nanti mungkin terjadi. Entah kapan tapi itu mungkin terjadi.

Setelah mendengar kisah bagaimana Arya dan Cynthia bertemu, akhirnya Sinna memutuskan untuk membantu Arya bisa mendapatkan Cynthia. Sampai–sampai Sinna Sekarang berteman dengan Cynthia. Untuk bisa membuat Arya bahagia Sinna rela melakukan apapun yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana caranya membuat Cynthia menyukai Arya. Dan akhirnya karna usaha Sinna kini hubungan Arya dan Cynthia bisa jauh lebih dekat bahkan sangat dekat dari yang dibayangkan. Tapi itu semua justru membuat hubungan persahabat antara Sinna dan Arya menjadi merenggang. Mereka bisa dibilang sudah tidak sekompak dulu lagi bahkan mereka sudah jarang bersama.
“Ar kita pergi ke tempat biasa yuk…??” Ajak Sinna yang berusaha untuk mengajak Arya pergi ke tempat biasa mereka datangi yaitu sebuah warung kecil yang nyaman untuk bersantai. “Aduch… sorry Sin gw ada janji ney sama Cynthia. Ney aja gw lagi buru–buru mw jemput Cynthia di tempat fitnessnya.. sorry ya Sin… dagh…” jawab Arya yang terlihat terburu–buru membereskan tasnya dan langsung pergi bersama menjemput Cynthia.

Baru kali ini Sinna merasa kecewa terhadap Arya, tapi Sinna berfikir ini semua asal membuat hati Arya bahagia tidak masalah buat Sinna. Mungkin yang Sinna rasakan saat ini hanya kekesalan sementara saja. Sinna mengerti kalau Arya mempunyai kehidupannya sendiri karna itu ia juga memutuska untuk memikirkan hidupnya sendiri. Sinna mulai menyibukkan dirinya dengan acara–acara yang sengaja di buat oleh pihak kampus. Ia mencoba untuk tidak memikirkan hal–hal yang buruk tentang Arya, ia berusaha menjadi gadis yang dewasa karna selama ini setiap ada masalah yang terjadi selalu ada Arya disampingnya. Lama kelamaan Sinna mulai terbiasa mengerjakan semuanya sendiri bahkan saat Sinna sedang sibuk dengan kegiatannya justru Arya lah yang merasa kehilangan Sinna.

Entah apa yang terjadi antara Arya dan Cynthia. Tapi Arya mulai merasakan kerinduan yang mendalam terhadap Sinna, ia merindukan Sinna, ternyata selama ini perasaan Arya terhadap Cynthia bukanlah cinta tapi hanyalah kekaguman seorang pria terhadap seorang wanita cantik saja. Ketika Arya mulai gelisah mencari Sinna,perasaan Arya pada saat itu berubah, bukan lagi perasaan ingin melindungi sahabatnya tapi perasaan lain yang mengatakan ia tidak pernah ingin kehilangan gadis seperti Sinna, Arya sama sekali belum mengerti perasaan apa yang ia rasakan saat itu, tapi perasaan itu semakin kuat semenjak, “Sin gw pengen ngomong sama lo…??” ajak Arya yang ingi memperbaiki hubungan antara mereka, “sorry Ar gw lagi di tunggu ney.. sorry ya.. nanti lo gw telpon ya.. dagh Arya…” balas Sinna saat Arya memperlakukan ia seperti itu. Arya benar–benar sedih saat itu, sekaligus ia merasa bersalah karna ia ingat pernah melakukan hal yang sama terhadap Sinna. Perasaan Arya semakin tidak karuan pada saat ia melihat Sinna tertawa dengan lepasnya bersama seorang pria yang ia kenal, pria itu adalah Aji, cowo yang terkenal aktif di kampus.”Mungkin Sinna bisa akrab dengan Aji karna mereka sama–sama terlibat pada satu acara amal di kampus” itulah yang ada dalam pikiran Arya saat ini.

Semenjak Arya melihat kebersamaan Sinna dan Aji ia mulai merasa bahwa perasaannya saat itu memang sudah benar–benar berubah di dalam hatinya ia merasakan sakit yang teramat dalam ketika melihat Sinna bersama orang lain “GW CINTA SINNA” itu adalah kata hati nya saat ini. Tapi Arya berfikir ia tidak bisa selamanya memendam perasaan ini karna ternyata jauh sebelum Sinna dan Arya memutuskan untuk bersahabat, Arya sudah merasakan Cinta Pada Pandangan Pertama, yaitu cintanya terhadap Sinna. Selama ini Arya tidak pernah ingin Sinna tahu tentang isi hatinya yang sebenarnya karna Arya berfikir hanya bagaimana Sinna bahagia, ia tidak ingin karna peraaannya ini ia menjadi jauh dan menjadi jarak di antara mereka. Arya hanya ingin melihat Sinna bahagia di sampingnya, berada terus di sampingnya untuk menjaga dan melindungi Sinna.

Akhirnya suatu hari Arya memutuskan untuk mengatakan isi hatinya terhadap Sinna. Arya menuliskan sebuah surat yang ia taruh di atas meja Sinna.dengan diam–diam dan perlahan ia menaruh secarik kertas yang ia tulis dia atas meja, dan secara perlahan juga ia keluar dari kelas. Ketika Sinna menghampiri mejanya ia berkata “apa ney…?? Surat?? Dari siapa ya?? Ga jaman banget pake surat…” dengan tidak sabar Sinna membuka surat itu dan didalamnya tertulis.

Untuk Sinna sahabat sekaligus orang yang gw cintai….

Gw ga tau kenapa kita jadi jauh gini, Sinn Gw kangen sama lo, gw rindu lo bukan lagi sebagai sahabat tapi sebagai orang yang mencintai lo. Hmhm..gw tahu lo pasti heran ato bahkan kaget sama apa yang gw tulis ini tapi gw ga bisa lagi menahan perasaan yang selama ini gw pendam. Selama ini gw selalu ada di samping lo, kita jalani hari–hari bersama gw selalu bahagia saat bersama lo, lo bisa membuat hati dan pikiran gw menjadi tenang. lo ingat lo juga yang membawa gw keluar dari keterpurukan gw, gw yang dulu ga pernah pengen mendekati wanita karna ibu gw pergi meninggalkan gw waktu gw masih kecil tapi lo yang bantu gw,lo ngasih tau gw kalo ga semua wanita seperti ibu gw contohnya lo wanita riang yang selalu membuat orang bahagia. GW MENCINTAI LO SINN, gw mencintai ketulusan lo, gw mencintai apa adanya lo, gw mencintai kebaikan hati lo, dan gw mencintai segala apapun yang ada pada diri lo. gw minta maaf kalo selama ini gw ngelupain lo dan pergi bersama Cynthia. Tapi meskipun gw bersama Cynthia lo tetep harus tahu kalo hati gw Cuma ada lo Sinn.
Hati gw Cuma ada lo SINNA…

Arya

Membaca surat itu Sinna menangis, dan ia tidak tahu apa yang harus ia perbuat. Sinna benar–benar bingung kenapa semuanya jadi kayak gini. Sinna harus benar-benar berfikir dengan jernih atas keputusan apa yang harus ia ambil. Selama ia berfikir selama itu pula Sinna tidak bertemu dengan Arya, sampai suatu ketika saat Sinna harus memberi kepastian terhadap Arya. Mereka berdua memutuskan untuk bertemu.
“hai Sinn..??” sapa Arya canggung
“hai Ar..??” balas Sinna canggung
Hmhm… kenapa jadi kaku begini sebbelumnya ga gini. Hati Sinna berkata ini bukan hal yang diinginkan oleh Sinna mungkin bahkan Arya. Sinna tidak ingin seperti ini sampai akhirnya sinna berkata, “maaf Ar gw bener–bener ga ngerti sama apa yang lo tulis waktu itu. Lo mencintai gw tapi lo sahabat gw. Gw ga bisa mencintai sahabat gw Ar, gw udah anggep lo sebagai saudara gw, kakak gw Ar, dan ga mungkin kan gw mencintai kakak gw sendiri. Maaf Ar gw ga bisa…” alasan yang bodoh untuk melepaskan orang seperti Arya, tapi pada saat itu Sinna tidak tahu dengan apa yang dikatakannya.
Setelah saat itu Arya benar–benar patah hati, ia tidak bisa lagi menampakkan wajahnya di hadapan Sinna karna itu dapat membuatnya sangat sedih dan tidak mampu lagi berdiri, sejak saat itu ia memutuska untuk pergi meninggalkan Jakarta. Ia pergi ke luar negri, jauh hingga Sinna tidak tahu bagaimana kabar Arya lagi. Sinna merasa kehilangan, Sinna merasa ia sangat bodoh. Saat Arya pergi ia meninggallkan secarik surat lagi kepada sinna yang bertulis.

Untuk sinna yang selamanya ada di hati gw…

Gw selalu ingin lo bahagia Sinn, sedikitpun gw ga pernah pengen lo terluka dan bersedih apalagi itu karna gw. Gw hargai apa yang lo inginkan, gw selalu coba Sinn untuk bisa melupakan kalo gw mencintai elo, tapi gw ga pernah bisa. Karna lo adalah cinta pertama gw yang selamanya mungkin akan jadi cinta terakhir gw. Tapi gw ga bisa terus berada di samping lo dan berpura–pura tidak mencintai lo. Karna hati gw ga bisa di bohongi lagi. Maaf kalo akhirnya gw ambil keputusan ini. Keputusan untuk ninggalin Jakarta, ini bukan untuk ngejauhin elo tapi ini untuk memperbaiki hati gw yang udah terlanjur berantakan. Maafin gw Sinn… maaf…
Selamanya lo harus ingat kalo gw ga akan pernah berhenti mencintai lo..

Arya.

Air mata Sinna ga berhenti keluar. Semalaman ia menangis menyesali keadaan. Ia tidak percaya kalau akhirnya ia harus kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

Setelah 5 bulan Arya pergi ke luar negri tiba–tiba orang tua Arya datang ke rumah Sinna. Orang tua Arya membawa kabar kalau Arya telah meninggal dunia karna kecelakaan. Hati Sinna benar–benar hancur dan tak tertata lagi ini benar–benar di luar keinginan Sinna pada saat ia menolak cinta Arya, hidup Sinna benar–benar seperti di neraka udah ga ada lagi kebahagiaan, kebahagiaan yang seperti ada Arya di sampingnya.
Lagi–lagi pada saat itu Sinna hanya bisa menyesali keadaan.

Setelah 2 tahun kepergian Arya, Sinna bertemu dengan Cynthia, di situ Cynthia menceritakan semua tentang Arya. Selama ini Arya mencintai Sinna begitu dalam karna ternyata Arya hanya berpura–pura menyukai Cynthia hanya untuk menghilangkan rasa cinta yang dapat merusak persahabatnnya itu, tapi ternyata Arya ga mampu melakukan itu semua, rasa cintanya terlalu besar hingga tidak bisa dihancurkan oleh pisau setajam apapun. Lagi–lagi satu alasan yang membuat Sinna menyesal. Mendengar cerita Cynthia ia hanya bisa meangis dan menangis. Padahal ia tahu bahwa menangis dan menyesal tidak akan membuat Arya kembali. Menyesal itu ga ada gunanya karna kita telah kehilangan. Sinna baru menyadari kalau ia telah terlambat, terlambat menyadari perasaannya. Hanya saja ia selalu berkata.


“Andai saja penyesalan itu datang lebih awal”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar